TWLS Part 9 Merindukan Jogjakarta
Terik panas matahari mulai terasa, padahal masih pagi, bahkan belum jam 9. Kami turun dari kereta api, sambil nyari jalan keluar, kenapa tiba-tiba perutku mules. “DIl, jalannya jauh ga dil?” tanyaku sambil gemetar. “Kenapa Mri?” tanya Fadil balik. “Sakit perut coy, asleeh” sambil pegang perut. “Duh, ente ini, itu toilet, buruan kesana” Tanpa fikir panjang aku langsung berjalan cepat menuju toilet. Sesampainya di toilet bukan gembira, yang mengantri giliran masuk ke toilet seperti gerbong kereta api, panjang banget. Tidak lama Fadil menyusulku. “Gimana Mri?” tanya Fadil penasaran. “Gimana ini coy, Rame bener” sambil meringis ku jawab. “Udahlah Mri, berki di rumah aja, kita pesen taksi online sekarang” Fadil memberikan solusi cepat. “Okeylah, ente udah nemuin kita ada di pintu mana?” tanyaku sedikit panik karena menahan sakit perut. “Sudah, nanti keluar lewat gerbang itu” Fadil sambil menunjuk gerbang keluar. Kami pun keluar, sambil memasang mata dan mencari di mana